Hipnoterapi | Mengenal masalah anorexsia dan bulimia

Hipnoterapi | Mengenal masalah anorexsia dan bulimia

MEMAHAMI ANOREKSIA & BULIMIA


Mengenali anoreksia dan bulimia pada tahap dini bukanlah hal yang gampang dilakukan. Ini pula yang mempersulit terapi. Namun demikian, ada sejumlah gejala yang biasanya dialami oleh penderita. Keluarga dan teman-teman dekat penderita penting mewaspadai gejala-gejala tersebut agar dapat memberikan bantuan:

Pertama, penderita anoreksia dan bulimia umumnya tidak pernah merasa puas pada berat tubuh diri sendiri meski bobotnya terhitung normal. Bahkan pun jika berat badannya di bawah ideal ia tetap akan merasa kegemukan.

Kedua, kehilangan berat badan dalam waktu singkat, sekurangnya 15 persen dari berat badan normal).

Ketiga, melakukan latihan atau olah raga secara berlebihan dengan tujuan menurunkan berat badannya.

Keempat, terobsesi untuk diet mati-matian.

Pada taraf yang lebih lanjut, penderita akan mulai kehilangan siklus haid, bahkan bisa sampai tiga kali berturut-turut. Penderita juga biasanya mengalami kerontokan rambut, sensitif terhadap rasa dingin, menarik diri dari keluarga dan pergaulan, sulit mengenali kebutuhan dasar seperti rasa lapar atau sedih, dan sulit berkonsentrasi.


Korban terbanyak dari gangguan pola makan ini adalah perempuan, khususnya mereka yang masih berusia muda dan mengalami masalah emosional seperti kurangnya rasa percaya diri. Namun di beberapa negara di antara korban yang memerlukan terapi banyak pula yang berasal dari golongan wanita karir berusia dewasa. Kebanyakan dari mereka terobsesi menjadi ''superwoman''. Mereka umumnya ''termakan'' oleh citra sosial bahwa seorang wanita sukses adalah pintar dan cantik, serta -- tentu saja -- langsing.

Dalam mengobati atau memberikan terapi pada kasus gangguan pola makan khususnya bulimia, dokter terkadang menggunakan obat antidepresi. Masih belum diketahui secara pasti mengapa obat tersebut bisa bermanfaat pada kasus-kasus tersebut. Namun kandungan zat fluoxetine pada obat tersebut ternyata bisa mengatur kadar serotonin dalam otak yang berfungsi mengatur suasana hati.
''Obat tersebut mengurangi tingkah laku impulsif dan mengurangi desakan untuk makan secara tak terkontrol (pada kasus bulimia),'' ujar dr Ung, dari Singapura.

Sayangnya, tidak ada obat yang benar-benar efektif untuk anoreksia. Ini berarti, terapi kasus ini lebih dilakukan pada konseling dan bujukan. Terapi fisik seperti rehidrasi, pemberian makanan melalui infus, dan obat untuk mengurangi gangguan lambung biasa digunakan.
Semua pengobatan nutrisi tersebut diharapkan mampu mencegah komplikasi seperti busung lapar dan gangguan kerja jantung pada kasus yang amat berat.

Yang tak kalah pentingnya dalam terapi tersebut, dokter atau terapis harus berhasil menggali masalah emosional yang ditanggung si pasien. Biasanya, si pasien akan mendapat terapi konseling satu per satu untuk membangun rasa percaya dirinya. 

Peran keluarga juga amat penting dalam terapi ini. Pasalnya, keluarga diharapkan bisa memberikan bantuan terus-menerus untuk menyembuhkan gangguan pola makan sejak pertama kalinya. Setelah terapi atau pengobatan berjalan sukses, efek samping masih tetap mungkin muncul. Beberapa kasus menunjukkan bahwa pasien masih terus berjuang untuk ''menerima'' makanan. Tujuan utama dari berbagai terapi ini adalah bagaimana si pasien bisa mengontrol pola makannya, bukan malah pola makan yang mengaturnya(Sumber : Republika)

Istilah :
Bulimia : Bulimia adalah gangguan pola makan yang serius, dimana seseorang makan makanan dengan jumlah yang banyak dalam waktu singkat (misalnya saat pesta) dan kemudian dia membersihkan diri dari makanan itu dengan memuntahkan kembali makanan tersebut, dengan cara merangsang dirinya untuk muntah untuk menghindari bertambahnya berat badan . Mereka mungkin juga menggunakan laxatives (obat Pencahar) guna membuat makanan cepat meninggalkan system pencernaan mereka sehingga penyerapan makanan akan kurang. Orang dengan bulimia mungkin juga melakukan penyalahgunaan obat diit atau latihan fisik yang berlebihan agar mendapatkan berat badan yang ideal menurut mereka. Efek dari bulemia sangat serius.


Anorexia : Penderita Anorexia memiliki tujuan yang sama dengan Bulimia yaitu ingin mendapatkan berat badan yang ideal menurut mereka, namun bedanya orang Anorexia dengan sengaja membatasi diriya dari makan (membuat dirinya sendiri seperti kelaparan). Selalu merasa tubuhnya gemuk meskipun terkadang berat badannya sampai 15% di bawah berat badan normal. Mereka juga melakukan hal yang sama demi berat badan idealnya seperti olah raga yang berlebihan, bahkan sampai terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)

Baca juga tentang hipnoterapi kesuksesan kesembuhan