Hubungan Emosional Dengan Hipertensi, Hipnoterapi

Hubungan Emosional Dengan Hipertensi, Hipnoterapi


Terdapat Hubungan Erat Antara Pribadi Yang Emosional Dengan Penyakit Hipertensi, Hipnoterapi 

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu kondisi kesehatan yang cukup sering ditemukan. Anda dikategorikan mengalami kondisi ini jika memiliki tekanan darah lebih dari 140/90.Faktanya, tekanan darah tinggi berhubungan erat dengan risiko stroke hingga 4 kali lipat lebih tinggi. Penyakit ini pun dapat meningkatkan risiko serangan jantung hingga 2 kali lipat.

Penyakit tekanan darah tinggi itu sendiri berhubungan erat dengan gaya hidup sehari-hari. Beberapa gaya hidup yang dimaksud, misalnya pola makan tinggi garam dan lemak, kebiasaan merokok, atau jarang melakukan aktivitas fisik.Di samping itu, ada pula anggapan yang menyebut bahwa penyakit hipertensi berhubungan erat dengan kebiasaan menahan marah.

HIPNOTERAPI SURABAYA

Menurut salah satu penelitian yang dipublikasikan di jurnal kedokteran Psychosomatic Medicine, terdapat kaitan yang bermakna antara menahan marah dengan risiko hipertensi pada pria. Temuan serupa juga diuraikan oleh penelitian yang dipublikasikan di jurnal kedokteran Annals of Behavioral Medicine.

Tak berhenti di situ, salah satu telaah klinis yang ditulis di jurnal Health Psychologies juga mengatakan hal yang sama.  Studi yang mengevaluasi 22 penelitian ini menyimpulkan bahwa seseorang yang menahan emosi dalam bentuk apa pun, baik amarah, kecemasan, atau stres, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipertensi.

Menurut salah satu peneliti yang juga seorang profesor di Friedrich Schiller University Jena di German, Marcus Mund, saat seseorang merepresikan pikiran negatif secara terus-menerus, aksis hipotalamus-pituitari-adrenal yang mengendalikan respons tubuh terhadap stresor eksternal mulai bereaksi.

Kondisi ini menyebabkan produksi hormon kortisol berlebihan, sehingga tekanan darah ikut meningkat.

Bukan hanya karena hal tersebut, marah juga turut memicu keluarnya hormon yang berkaitan dengan stres, seperti hormon adrenalin. Hormon ini memicu berbagai reaksi tubuh, salah satunya peningkatan tekanan darah.

Jika marah tidak tersalurkan dengan baik, misalnya karena dipendam, mungkin saja hormon stres akan diproduksi terus-menerus sehingga tekanan darah juga bisa terus melonjak.